PDI PERJUANGAN NEWS

The Pioneer of PDI Perjuangan News & The Voice of PDI Perjuangan. Website PDI Perjuangan, Blog PDI Perjuangan, Portal PDI Perjuangan, Situs PDI Perjuangan, Group PDI Perjuangan, Milis PDI Perjuangan, Mailing List PDI Perjuangan, Wiki PDI Perjuangan, Underbow PDI Perjuangan, Ormas PDI Perjuangan, Organisasi Sayap PDI Perjuangan.

Name:
Location: NEGARA KESATUAN, REPUBLIK INDONESIA, Indonesia

admint.pdiperjuangan@googlemail.com

Saturday 13 December 2008

Book Launching “They Are Talking About Mega”

WEBSITE PDI PERJUANGAN MEGAWATI FOR PRESIDENT 2009

Book Launching “They Are Talking About Mega”
Jakarta, 12th December 2008

Megawati Soekarnoputri, the president candidate from PDI Perjuangan, very realizes with the negative risk if her vice president candidate keeping a big obsession to be a president. It is not impossible that if it is happened it will create a competition that is contra productive for government performance. Therefore, besides having high commitment toward NKRI, Pancasila, Pluralism, and adding ballot potential, Mega hopes that her vice president candidate has not the person who will be her rival in the government.

"Awas lho, aku emoh wapresku mikir de'e presiden (I do not want that my vice president candidate thinking that he/she will be the president)," Mega said on book launching Mereka Bicara Mega (They Are Talking About Mega) at Sultan Hotel, Jakarta, 12 December 2008.

Book launching was start from at 2.30pm WIB. There are some figures who have been declare as the president candidate for 2009 election came on that launching like Sri Sultan HB X, Fadel Muhammad, Rizal Ramli, and Fadjroel Rahman. Also attend Bursah Zarnubi, Yudi Latief, Sukardi Rinakit, Garin Nugroho, Ikrar Nusa Bakti, dan Effendy Gozali, Chairman of Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) DPP PDI Perjuangan Taufik Kiemas and PramonoAnung.

The book “They Are Talking about Mega” is containing 38 articles from national leaders from various backgrounds like Ahmad Syafii Ma'arif, Akbar Tandjung, Amien Rais, Prabowo Subianto, Salahuddin Wahid, Jalaludin Rahmat, Khofifah Indar Parawansa, Alwi Shihab, Rokhmin Dahuri, Ahmad Sumargono, and Malik Fadjar. Hasyim Muzadi and Din Syamsuddin give their comments on its forewords.

Labels: ,

13 Comments:

Blogger salihinjr said...

Gila...desperate banget sih Mega jadi Presiden...sudah diberi kesempatan 1 kali. Mega tidak mempergunakan dengan baik...lalu kenapa dia berpikir Rakyat Indonesia mau memilih dia lagi? Mega selalu mempunayi paradigma yang salah...dia menganggap kekalahannya karena rakyat terjerembab karena milih sosok yang ganteng...ooooh pleaassee!!! Rakyat tidak se naif dan sebodoh itu...kekalahan dia karena rakyat sudah pintar menilai mana produk baik dan mana yang bukan

23 December 2008 at 05:43  
Blogger salihinjr said...

This comment has been removed by the author.

23 December 2008 at 05:43  
Blogger februadi said...

ini partai kok ga kreatif banget, mau bukti..??? liat laja logonya.. dia contek abis aliat plagiat dari http://www.662mob.com/shopping/

coba cek deh....!!!!!! sapa sih yg buat logo ini, masa partai sebesar ini untuk bikin logo aja nyiplak, plagiat, gimana mau pimpin rakyat... ukh..!!!!

5 April 2009 at 05:10  
Blogger M DANIEL said...

THERE ARE 75 % ALL MAJORS AT EVERY PROVINCIES AT INDONESIA FROM PDI OF STRUGGLE ...WHY NOT MRS MEGAWATI SOEKARNOPUTRI JUST FOR PRESIDENT 2009...IT'S LOGIC MY FRIENDS

8 April 2009 at 01:26  
Blogger M DANIEL said...

MAY GOD ALLAH GIVE 30% VOTES FOR PDI OF STRUGGLE

8 April 2009 at 01:28  
Blogger M DANIEL said...

AND DEAL OF GREATNESS MEGAWATI SOEKARNOPUTRI FRONT PDI OF STRUGGLE WITH :
1. GOLKAR PARTY MR JUSUF KALLA
2. REPUBLIC MR HAMENGKUBUWONO
3. GERINDRA MR PRABOWO
4. PPP MR SURYADHARMA ALI
5. PAN MR SOETRISNO BACHIR
6. PNI MARHEN MRS SUKMAWATI
7. PELOPOR PARTY MRS RACHMAWATI
8. PNBK
9. DEMOCRATE MAY BE

IF WHOEVER BE PRESIDENT AND PRESIDENT AT INDONESIA, THEY MUST GIVE "WHOEVER TO BEGIN ON COALITION" JUST FOR MINISTERS AT INDONESIA GOVERNMENT....

8 April 2009 at 01:33  
Blogger M DANIEL said...

AND DEAL OF GREATNESS MEGAWATI SOEKARNOPUTRI FRONT PDI OF STRUGGLE WITH :
1. GOLKAR PARTY MR JUSUF KALLA
2. REPUBLIC MR HAMENGKUBUWONO
3. GERINDRA MR PRABOWO
4. PPP MR SURYADHARMA ALI
5. PAN MR SOETRISNO BACHIR
6. PNI MARHEN MRS SUKMAWATI
7. PELOPOR PARTY MRS RACHMAWATI
8. PNBK
9. DEMOCRATE MAY BE

IF WHOEVER BE PRESIDENT AND PRESIDENT AT INDONESIA, THEY MUST GIVE "WHOEVER TO BEGIN ON COALITION" JUST FOR MINISTERS AT INDONESIA GOVERNMENT....

8 April 2009 at 01:34  
Blogger M DANIEL said...

PDIP - GOLKAR
Siang ini Kalla dan Megawati Jajaki Koalisi
BERGAINING : SIAPA-SIAPA YANG JADI PRESIDEN &WAKIL PRESIDEN HARUS INGAT RIVAL KOALISI MINIMAL HARUS DAPAT KURSI MENTERI
DEAL....SETUJU !!!





Artikel Terkait:
• Pertemuan JK-Mega Masih Tahap Awal
• Pertemuan JK-Mega demi Hubungan Baik
• Pertemuan Golkar-PDIP Butuh Tempat "Sejuk"
• PDI-P Masih Ingin Berkoalisi dengan Golkar
• Koalisi Golkar-PDIP Akan terbentuk
• JK-Mega Resmi Bertemu Kamis Siang
• "Perceraian" SBY-JK, Untungkan Megawati

Kamis, 12 Maret 2009 | 09:19 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Kamis (12/3) pukul 14.00, dijadwalkan akan bertemu muka di Jalan Imam Bonjol Nomor 46, Jakarta Pusat. Kedua partai lama ini akan buka-bukaan soal cita-cita masing-masing untuk membangun pemerintahan yang kuat.
Dalam keterangan pers yang diselenggarakan di Hotel Sahid Jaya Jakarta kemarin, kedua perwakilan partai menyambut baik upaya pertemuan kedua pihak yang diprediksi tidak akan pernah bertemu oleh orang banyak.
PDI-P rencananya akan diwakili oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperppu) Taufik Kiemas, Ketua DPPP Tjahyo Kumolo, dan Sekjen Pramono Anung. Sementara Golkar akan diwakili oleh Ketua Umum Jusuf Kalla, Dewan Penasihat Surya Paloh, Sekjend Sumarsono, Wakil Ketua Umum Agung Laksono, dan Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Burhanuddin Napitupulu.
Burhanuddin Napitupulu mengatakan, pertemuan ini merupakan inisiatif kedua pihak untuk membicarakan pemerintahan yang kuat di atas koalisi yang kuat. Dipilih rakyat dan didukung parlemen yang kuat. "Yang sekarang ini kan dipilih rakyat, tapi digoreng parlemen," ujar pria yang akrab dipanggil Burnap ini dalam keterangan pers kemarin.
Sementara itu, Pramono belum dapat memastikan apakah kedua pihak akan membicarakan koalisi dalam pertemuan tersebut. Hanya, Pramono menuturkan, berdasarkan penghitungan PDI-P, kemenangan telak parlemen, baik di pusat maupun DATI I dan II, ada di tangan jika PDI-P dan Golkar bergabung. "Ini kekuatan riil untuk mendukung pemerintahan yang kuat," ujar Pramono
Pertemuan JK-Mega Masih Tahap Awal




Artikel Terkait:
• Indonesian Buffet, Menu Pertemuan Mega-Kalla
• Paspampres Mulai Sisir Tempat Pertemuan Mega-Kalla
• Muladi Pastikan Tak Ada Koalisi PDI-P dan Golkar
• Pertemuan JK-Mega demi Hubungan Baik
• Kalla Akan Makan Siang Bersama dengan Megawati

Rabu, 11 Maret 2009 | 22:31 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
JAKARTA, KOMPAS.com — Pejabat pers Wakil Presiden RI, Muchlis Hasyim, menyatakan, pertemuan antara Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum DPP Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Wakil Presiden RI, Kamis (12/3) siang besok, baru tahap awal.
Oleh sebab itu, koalisi calon Presiden dan Wapres RI sama sekali belum disinggung. Namun, nantinya akan ada kesepakatan tertulis yang akan ditandatangani bersama untuk kelanjutan pertemuan berikutnya. Hal itu disampaikan Muchlis Hasyim kepada Kompas di Jakarta, Rabu (11/3) malam.
Menurut Muchlis, dalam pertemuan tersebut, Kalla akan didampingi Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Agung Laksono, Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Surya Paloh, dan Sekjen Soemarsono. Sedangkan Mega akan ditemani suaminya Taufik Kiemas yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai (Deperpu) dan Sekjen Pramono Anung.
Sebagaimana diberitakan, Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres, Rabu malam, mulai menyisir dengan sejumlah alat deteksi dan selanjutnya mulai menjaga rumah bercat putih yang berada di ujung jalan di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, itu. Di rumah nomor 66 itulah yang akan dipakai untuk menjamu Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla, Kamis (12/3) siang besok. Tempat itu dipilih PDI-Perjuangan dan Partai Golkar sebagai tempat yang netral.
Dari informasi yang diterima Kompas dari staf di rumah tersebut, seusai jamuan makan siang dengan menu campuran Indonesian Buffet dan lainnya, Kalla dan Mega baru akan mengadakan pertemuan. Setelah pertemuan, digelar keterangan pers bersama di ruang yang cukup besar. Tak hanya Kalla dan Mega yang menikmati makan siang, wartawan yang diperkirakan akan membeludak disebut-sebut juga akan diberi makan siang.
Mega-Kalla




Artikel Terkait:
• Paspampres Mulai Sisir Tempat Pertemuan Mega-Kalla
• Pertemuan JK-Mega demi Hubungan Baik
• Kalla Akan Makan Siang Bersama dengan Megawati
• Pertemuan Golkar-PDIP Butuh Tempat "Sejuk"
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu

Rabu, 11 Maret 2009 | 22:07 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
JAKARTA, KOMPAS.com — Tempat pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Golkar Muhammad Jusuf Kalla akhirnya pasti. Yakni di sebuah rumah di ujung Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, tepatnya di seberang Plaza Bank Bumi Daya.
Informasi yang diperoleh Kompas dari staf di rumah tersebut menyebutkan, pembicaraan antara Mega dan Kalla baru akan dilakukan setelah keduanya makan siang. Menunya? Indonesian Buffet dan lainnya.
Untuk pertemuan itu, pihak pengelola rumah menyediakan 14 kursi yang saling berhadapan dengan meja persegi panjang.
Disebutkan juga, dua hari sebelumnya, seorang staf Wapres Kalla datang untuk memesan (booking) tempat tersebut.
Sebelumnya, pertemuan direncanakan di Restoran Bunga Rampai di Jalan Cik Ditiro atau depan Klinik Mata Eye Centre Menteng, Jakarta Pusat. Namun, lokasi itu urung dijadikan tempat pertemuan sehingga dipindah lagi ke Jalan Imam Bonjol Nomor 66 ini.
Paspampres Mulai Sisir Tempat Pertemuan Mega-Kalla



Artikel Terkait:
• Pertemuan JK-Mega demi Hubungan Baik
• Kalla Akan Makan Siang Bersama dengan Megawati
• Pertemuan Golkar-PDIP Butuh Tempat "Sejuk"
• PDI-P Juga Rahasiakan Tempat Pertemuan Mega-JK
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu

Rabu, 11 Maret 2009 | 21:58 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
JAKARTA, KOMPAS.com — Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres, Rabu (11/3) malam ini, mulai menyisir sebuah rumah bercat putih di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Di rumah itulah besok akan digelar pertemuan antara Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Pemantauan Kompas, para petugas menyisir seluruh halaman dan ruang di rumah itu menggunakan sejumlah alat pendeteksi. Selanjutnya, mereka mulai menjaga rumah di ujung jalan di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, itu.
Dari penelusuran Kompas, rumah yang berdiri di seberang Plaza Bank Bumi Daya (BBD) itu sering digunakan untuk resepsi pernikahan sehingga cukup luas dan mampu menampung rombongan Partai Golkar dan PDI-Perjuangan. Kapasitas untuk standing party di rumah itu bisa mencapai 150 orang. Jika ditambah tenda, bisa sampai 400 orang.




Pertemuan JK-Mega demi Hubungan Baik




Artikel Terkait:
• Pramono Anung: Golkar-PDI-P Pasti Menang
• Kecewa, Golkar Isyaratkan Pindah Hati ke PDI-P
• JK Bungkam Soal Kelanjutan SBY-JK
• Kalla Akan Makan Siang Bersama dengan Megawati
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu

Rabu, 11 Maret 2009 | 20:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla, yang juga Wakil Presiden RI, menyatakan rencana pertemuan dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri demi hubungan baik.
Pertamuan tersebut akan dilakukan di sebuah rumah di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Kamis (12/3) besok. Seusai makan siang bersama, Kalla dan Megawati direncanakan akan mengadakan pertemuan selama kurang lebih satu jam lamanya.
"Insya Allah, setelah bertemu dengan PPP dan PKS, saya besok bertemu dengan PDI-Perjuangan. Tujuan pertemuan itu hanya satu, yaitu bagaimana kehidupan politik di Indonesia, walaupun terjadi perbedaan pandangan politik dan keyakinan, akan tetapi jangan sampai memutuskan hubungan silaturahim antarorang," tandas Kalla, dalam sebuah diskusi di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (11/3) sore.
Menurut Kalla, akibat pemilu jangan sampai terjadi perpolitikan seperti di Pakistan, Thailand, dan Filipina yang hitam putih. Begitu bukan partainya yang berkuasa, seperti terjadi permusuhan. Antarpartai saling jegal menjegal sehingga dalam enam bulan harus ganti pemerintahan karena dijatuhkan.
"Di Indonesia, apa pun yang terjadi, harus dijamin hubungan antarpersonal. Karena itu, jika di belakang hari ada masalah, itu bisa gampang diselesaikan. Itulah gunanya pertemuan," tambah Kalla.
Ditanya kemungkinan penjajakan awal koalisi permanen, Kalla mengatakan, "Seperti yang saya bilang, semuanya itu demi kepentingan bangsa dan negara."

Pramono Anung: Golkar-PDI-P Pasti Menang



Lambang PDI-P dan Partai Golkar

Artikel Terkait:
• Kecewa, Golkar Isyaratkan Pindah Hati ke PDI-P
• Koalisi Golkar-PDI Perjuangan Ancam SBY
• Kalla Akan Makan Siang Bersama dengan Megawati
• Pertemuan Golkar-PDIP Butuh Tempat "Sejuk"
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu

Rabu, 11 Maret 2009 | 16:49 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Caroline Damanik
JAKARTA, KOMPAS.com — Jika Partai Golkar berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam pemilihan presiden mendatang, PDI-P memprediksikan kemenangan ada di tangan mereka.
Demikian disampaikan oleh Sekjen PDI-P Pramono Anung dalam keterangan pers bersama Golkar di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Rabu (11/3), menjelang pertemuan kedua pimpinan partai tersebut besok.
Pramono mengaku sudah melakukan perhitungan kekuatan jika PDI-P dan Golkar bergandengan pascapemilihan legislatif nantinya. "Saya sudah buat perhitungan, kalau Golkar dan PDI-P bergabung, 86 persen kita akan menang di pusat dan lebih dari 76 persen di daerah tingkat satu dan dua," ujar Pramono.
Menurut Pramono, angka ini merupakan kekuatan riil untuk mendukung pemerintahan yang kuat, seperti yang dicita-citakan oleh kedua partai lama tersebut. Selain itu, angka ini juga menjadi modal yang cukup kuat untuk mendorong pemerintahan yang stabil dalam jangka panjang sehingga dapat menekan biaya pemerintah.
"PDI-P yakin jika dengan Golkar semua kebijakan akan didukung parlemen," ujar Pramono. Namun, Pramono belum dapat memastikan juga bahwa JK dan Mega akan segera membicarakan atau bahkan memastikan koalisi dalam pertemuan besok.
"Besok mungkin belum bicara bagi-bagi kue, wong rotinya saja belum ada," tandas Pramono.
Kecewa, Golkar Isyaratkan Pindah Hati ke PDI-P




Artikel Terkait:
• Kalla Akan Makan Siang Bersama dengan Megawati
• Pertemuan Golkar-PDIP Butuh Tempat "Sejuk"
• PDI-P Juga Rahasiakan Tempat Pertemuan Mega-JK
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu

Rabu, 11 Maret 2009 | 16:14 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kecewa dengan koalisi yang dibangun bersama sejumlah partai, termasuk Partai Demokrat dalam empat setengah tahun terakhir, Partai Golkar mengisyaratkan akan pindah ke PDI Perjuangan.
Pertemuan ketua umum kedua partai yang akan diselenggarakan di Jalan Imam Bonjol 46, Jakarta Pusat, Kamis (12/3) siang besok, menjadi indikasi utama sikap Golkar tersebut.
Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Burhanuddin Napitupulu mengatakan, bersama koalisi yang dibangun selama ini belum maksimal.
"Kalau koalisi kemitraan sekarang, setiap evaluasi kebijakan ekonomi ke depan kan dirumuskan bersama. Seharusnya setiap kita mau melangkah, Demokrat dan Golkar harusnya duduk bersama. Nah, ini seakan-akan tidak ada peranan Golkar selama ini. Itu yang ditangkap oleh DPD-DPD selama ini," tutur Burnap, panggilan Burhanuddin, dalam keterangan pers pertemuan JK-Mega di Hotel Sahid Jaya Jakarta, Rabu (11/3).
Oleh karena itu, pertemuan JK dan Mega besok disambut Golkar sebagai upaya untuk mewujudkan cita-cita Golkar memenuhi kesejahteraan rakyat secara maksimal. Dalam pertemuan ini, petinggi-petinggi kedua partai akan membicarakan kerja sama yang dapat diwujudkan bersama untuk membentuk pemerintahan yang kuat ke depannya.
Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung mengatakan, PDI-P juga menyambut baik pertemuan kedua tokoh partai besar ini. PDI-P akan diwakili oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Taufik Kiemas, Ketua DPP Tjahyo Kumolo dan Pramono.
Adapun dari Golkar akan hadir Ketua Umum Jusuf Kalla, Dewan Penasihat Surya Paloh, Sekjen Sumarsono, Wakil Ketua Umum Agung Laksono, dan Burhanuddin Napitupulu.
"Ini merupakan pertemuan bersejarah, karena yang pertama sejak Pemilu 2004," ujar Pramono. Pertemuan ini juga sangat penting karena mengakomodasi keinginan kuat dari kedua pemimpin partai untuk membangun pemerintahan yang kuat.




Kalla Akan Makan Siang Bersama dengan Megawati




Artikel Terkait:
• Pertemuan Golkar-PDIP Butuh Tempat "Sejuk"
• PDI-P Juga Rahasiakan Tempat Pertemuan Mega-JK
• Laporan Dana Kampanye PDI-P Keselip di KPU
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu

Rabu, 11 Maret 2009 | 05:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Muhammad Jusuf Kalla yang juga Wakil Presiden RI mengakui akan melakukan pertemuan dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekanoputri yang juga mantan Presiden RI, Kamis (12/3) siang.
"Itu pertemuan silaturahim agar tercapai suasana politik yang damai menjelang Pemilu Legislatif 9 April. Komunikasi politik itu dilakukan dengan semua partai politik yang ada karena semuanya harus ikut bertanggung jawab pada masa depan bangsa," ujar Kalla, Selasa (9/3) sore saat dihubungi Kompas di Jakarta.
Namun, Kalla tidak menjawab perihal kemungkinan pertemuannya itu sebagai awal bagi sebuah penjajakan politik yang akan dilakukan partainya untuk membangun koalisi permanen dengan partai besar seperti PDI Perjuangan menjelang pemilu.
Beberapa pekan sebelumnya, Kalla diundang oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera Tifatul Sembiring untuk berdiskusi di Kantor Pusat DPP PKS di Mampang, Jakarta. Akhir pekan lalu di rumah dinasnya Kalla juga menerima pengurus DPP Partai Persatuan Pembangunan yang dipimpin ketua umumnya, Suryadharma Ali.
Sementara itu, menurut press officer Wapres, Muchlis Hasyim, pertemuan Kalla dengan Megawati akan dilakukan sambil makan siang bersama di sebuah restoran. "Pak Kalla akan didampingi Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Golkar Surya Paloh dan Sekjen DPP Partai Golkar Soemarsono," ujar Muchlis.
Adapun Megawati akan ditemani Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan yang juga suami Megawati Taufik Kiemas dan Sekjen DPP PDI Perjuangan Pramono Anung.
"Partai Golkar dan PDI Perjuangan memiliki platform politik yang sama sebagai partai nasional. Pertemuan ini bisa dimaknai sebagai awal bagi sebuah penjajakan koalisi kedua partai sebelum adanya hasil pemilu. Pembicaraan sebelum adanya hasil pemilu menyebabkan kedua parpol memiliki posisi tawar yang sama," kata Muchlis.

HAR
Sumber : Kompas Cetak


Pertemuan Golkar-PDIP Perlu Tempat "Sejuk"



Lambang PDI-P dan Partai Golkar

Artikel Terkait:
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu
• Pisah dengan JK? Pilihan SBY Terbatas!
• Pramono: Pemerintah Kuat kalau PDI-P dan Golkar Bersama-sama
• PDI-P Masih Ingin Berkoalisi dengan Golkar
• Majunya JK Tunjukkan Sikap 'Gentle'

Selasa, 10 Maret 2009 | 17:35 WIB
JAKARTA, SELASA - Pertemuan antara Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memerlukan tempat yang "menyejukkan" di tengah situasi politik yang kian memanas menjelang Pemilu 2009. Demikian disampaikan oleh Ketua DPR RI Agung Laksono usai menerima kunjungan kerja parlemen Palestina di Gedung DPR RI, Selasa (11/3).
"Kita cari tempat yang 'menyejukkan'-lah. Cari tempat yang kondusif untuk suhu politik yang makin memanas," kata Agung Laksono.
Agung menyangkal tak ada harapan bagi kedua partai lama ini untuk berkoalisi jika keduanya mendominasi perolehan suara dalam ajang Pemilu legilastif mendatang karena Golkar dan PDI-P memiliki platform yang tidak jauh berbeda, yaitu nasionalis. "Cuma mungkin, supaya nggak terlalu kaku atau formal ya," tandas Agung.
Minggu ini, JK dan Mega rencananya akan bertemu dalam rangka ritual silaturahmi politik. Hanya saja, waktu pertemuan keduanya belum dikabarkan secara pasti.
Kamis, Kalla-Mega Bertemu



Lambang PDI-P dan Partai Golkar

Artikel Terkait:
• Kalla Terbuka Terima Laporan 24 Jam
• Kalla Sesumbar Mampu Atasi Ekonomi Indonesia
• Wapres: Investor Korsel Loyal
• Kalla-Suryadharma Bertemu di DPP Golkar
• Keinginan JK dan Megawati Bentuk Koalisi

Selasa, 10 Maret 2009 | 13:41 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Suhartono
JAKARTA, SELASA - Ketua Umum DPP Partai Golkar M Jusuf Kalla dan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dijadwalkan akan bertemu Kamis, 12 Maret ini.
Pertemuan Wapres RI dan mantan Presiden RI itu direncanakan dilakukan di tempat yang netral, artinya tidak di kantor DPP Partai Golkar di Slipi, atau di kediaman dinas Wapres Kalla di Jalan Dipenogoro juga bukan di Kantor DPP PDI-P di Lenteng Agung ataupun di rumah pribadi Mega di Teuku Umar.
Menurut informasi yang diterima Kompas, pertemuan akan dilakukan di sekitar Jakarta Pusat, namun lokasi tepatnya hingga kini tidak boleh disebutkan.
Sebelumnya pertemuan kedua tokoh tersebut dijadwalkan Senin kemarin. Namun, ternyata Megawati masih berada di luar negeri, ia dijadwalkan kembali pada Rabu atau Kamis pagi.
Masih menurut informasi tersebut, tempat yang netral tersebut diminta oleh PDI Perjuangan, agar pertemuan kedua partai nasionalis ini bisa bebas dan leluasa tanpa ada keterkaitan apapun.
"Ini merupakan pertemuan awal, dari penjajakan koalisi karena kedua partai memiliki platform politik yang sama dalam membangun bangsa," ujar press officer Wapres Muchlis Hasyim yang dikonfirmasi mengenai rencana pertemuan tersebut.
Dalam pidato di hadapan fungsionaris dan kader Partai Golkar Propinsi Bangka Belitung, Sabtu malam lalu, Kalla menyatakan ia baru saja menemui fungsionaris DPP PPP di di Kantor DPP Partai Golkar Slipi. Ia menyatakan akan bertemu juga dengan partai politik lainnya pekan ini. Namun ia tidak merinci.
Kompas pernah mengkonfirmasikan pertemuan Kalla dengan Megawati, namun Kalla hanya menjawab, "Tunggu saja lah waktunya."
Jika pertemuan Kalla dengan Mega terlaksana, berarti ini merupakan pertemuan kedua antara mereka. Keduanya pernah bertemua saat Idul Fitri tahun lalu di kediaman Mega.


Pramono: Pemerintah Kuat kalau PDI-P dan Golkar Bersama-sama



Pramono Anung


Selasa, 3 Maret 2009 | 17:45 WIB
JAKARTA, SELASA — Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Pramono Anung mengatakan, jika pada pemilihan presiden 2009 partainya bekerja sama dengan Golkar, hal tersebut sangat baik. Pasalnya, kata Pramono, kedua parpol 'senior' tersebut telah sering bekerja sama dan terbukti kerap sukses.
"Pemerintahan ini akan menjadi kuat kalau PDI-P dan Golkar bersama-sama," ujar Pramono pada acara Agenda 23, Wacana dari Slipi, Selasa (3/3) di kantor DPP Golkar, Jakarta.
Turut hadir dalam acara tersebut Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP Partai Golkar Burhanudin Napitupulu, Ketua Fraksi Partai Demokrat Syarif Hasan, dan Ketua DPP PPP Imron Pangkapi.
Dikatakan Pramono, berdasarkan pengalaman di lapangan, 86 persen koalisi PDI-P dan Golkar pada sejumlah pemilihan kepala daerah sukses. Kedua partai tersebut juga memiliki perangkat daerah (gubernur) terbanyak, diikuti oleh PKS. Pramono mengingatkan, persaingan antarparpol merupakan hal yang lumrah pada era demokrasi.
"Namun, harus persaingan yang sehat. Jangan sampai tercipta kesan di masyarakat bahwa kita bermusuhan," ujarnya.
Terkait blok-blok partai, seperti Blok S (SBY), Blok M (Megawati), dan terakhir Blok J (Jusuf Kalla), Pramono tidak sepenuhnya setuju. Menurutnya, masyarakat harusnya dibagi-bagi berdasarkan golongan masyarakat yang puas dan kecewa terhadap kepemimpinan Presiden SBY.
Yang puas, lanjutnya, akan memutuskan apakah memilih SBY atau JK. "Yang kecewa, secara logika, pasti ke PDI-P karena kami merupakan partai oposisi. Semakin ekonomi buruk, PDI-P akan semakin diuntungkan," ujar Pramono sambil tersenyum, dan disambut tepuk tangan.
PDI-P Masih Ingin Berkoalisi dengan Golkar



Lambang PDI-P dan Partai Golkar

Artikel Terkait:
• Koalisi Golkar-PDIP Akan terbentuk
• Kiemas: Koalisi PDI-P Golkar Makin Cepat Makin Baik
• PPP Sambut Baik Kesiapan JK Jadi Capres

Kamis, 26 Februari 2009 | 21:27 WIB
JAKARTA, KAMIS — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) masih berharap bisa menjalin koalisi dengan Partai Golkar pada pemilihan presiden mendatang. "Kalau harusnya tetap koalisi antara PDI-P dan Golkar," kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI-P Taufiq Kiemas seusai bertemu Gus Dur di Jakarta, Kamis (26/2).
Sekjen PDI-P Pramono Anung yang mendampingi Taufiq menambahkan, pihaknya sudah membangun komunikasi yang cukup intensif dengan Golkar dan sejumlah partai lain, di antaranya PPP.
Soal deklarasi koalisi, kata Pramono, tergantung perkembangan politik yang ada. Saat ini masing-masing partai masih berkonsentrasi pada persiapan pemilu legislatif. "Tetapi sekarang ini komunikasi sudah dibangun bersama beberapa partai lain. Itu akan menjadi sebuah kekuatan," katanya.
Setelah pemilu legislatif, lanjut Pramono, baru dirumuskan langkah berikutnya. "Yang jelas, yang akan diajak koalisi adalah partai-partai yang memiliki kursi signifikan di DPR," katanya.
Ditanya soal kesiapan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla maju sebagai calon presiden, Pramono menyatakan mengapresiasi kesiapan Kalla tersebut.
Kiemas: Koalisi PDI-P Golkar Makin Cepat Makin Baik



Ketua Dewan Pertimbangan PDI Perjuangan H Taufik Kiemas

Artikel Terkait:
• Koalisi "Kejawen" SBY-JK
• PKB Gus Dur Tak Akan Bangun Koalisi Nasional
• PKB Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain
• Koalisi Partai Idealnya Saling Mengisi
• Partai Golkar Akan Jadi Rebutan

Sabtu, 21 Februari 2009 | 17:23 WIB
BANDUNG, SABTU - Fungsionaris PDI Perjuangan (PDI-P), H Taufik Kiemas optimistis koalisi dengan Partai Golkar untuk kepentingan Pilpres 2009 akan terbentuk sebelum Pemilu Legislatif, 9 April 2009 mendatang.

"Optimistis koalisi itu terbentuk sebelum Pemilu (Legislatif) mendatang, tak ada halangan lagi. Tidak ada satu partaipun yang tak butuh koalisi, PDIP dan Golkar bisa bersatu," kata Taufik Kiemas di sela-sela sosialisasi PDIP di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Sabtu.

Alasannya, kata Kiemas, PDIP dan Golkar memiliki ideologi yang sama sehingga kemungkinan koalisi itu sangat terbuka. Juga dengan partai-partai lainnya masih sangat terbuka lebar.

Koalisi digelar lebih cepat, kata Kiemas, itu lebih baik sehingga bisa melakukan sinergitas secepatnya. Tidak ada kendala untuk berkoalisi.

"Nggak ada kendala itu, sehingga saya yakin sebelum Pemilu nanti koalisi sudah terbangun. Tujuan kami sama-sama untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, masa tidak bisa kerjasama untuk tujuan itu," katanya.

Taufik mengingatkan untuk melupakan masa lalu dengan merintis jalan dan semangat untuk masa depan bangsa, negara dan rakyat Indonesia yang lebih baik di masa mendatang.

"Lupakan masa lalu, nggak usah diungkit-ungkit lagi. Yang terpenting ke depan bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk rakyat, kesejahteraan rakyat Indonesia," katanya.

Kiemas juga berharap agar upaya pendekatan jelang koalisi PDIP - Golkar kader masing-masing sehingga prosesnya bisa lebih cepat.

"Butuh dukungan akar rumput, butuh dorongan. Harus menjadi keputusan bersama untuk tujuan besar ini," kata Kiemas.

Terkait ambisi Partai Golkar yang hanya akan mendukung calon presiden untuk Pilpres 2009 mendatang, Taufik Kiemas menyebutkan hal itu merupakan proses demokrasi. Pihaknya menghargai keputusan setiap partai untuk menetapkan sikapnya.

Namun menurut Kiemas, peluang untuk melakukan pembicaraan dalam koalisi itu sangat terbuka. Kiemas yakin hal itu bisa diselesaikan di tingkat partai dalam semangat kebersamaan.

"Yang jelas semangatnya sama, semuanya akan dibicarakan dan pasti ada solusi terbaik. Saya yakin itu," kata Taufik.

ABI

Koalisi Golkar-PDIP Akan terbentuk
Taufik : Kader PDIP Harus Memaafkan Golkar



Lambang PDI-P dan Partai Golkar


Sabtu, 21 Februari 2009 | 19:08 WIB
BANDUNG, SABTU - Koalisi partai nasionalis Golkar dan PDIP akan segera terbentuk menjelang pemilihan presiden mendatang. Bahkan kolaisi besar ini dimungkinkan segera dikumandangkan sebelum pemilihan legislatif.

Ketua Dewan Pertimbangan PDIP Taufik Kemas, Sabtu (21/2) mengatakan, untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dibutuhkan
suatu koalisi partai besar yang beridelogi serupa demi menggantikan kepemimpinan nasional. Karena itu, lanjut Taufik, PDIP dan Golkar lah yang akan melakukan koalisi penyelamatan bangsa ini.

"Kalau dua partai ini bersatu dimana keduanya memiliki massa yang banyak dan berideologi sama, maka semuanya bisa beres," ungkap Taufik disela kunjungannya bertemu buruh Perkebunan PT London Sumatra Indonesia di Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Disinggung kapan koalisi partainya dan Golkar akan terjadi, Taufik mengatakan, bisa sebelum pemilihan legislatif ataupun tak jauh sesudah pemilihan legislatif.

"Kalau lihat konstalasi sekarang ini, dengan ciri komunikasi politik kami dengan Golkar makin hari makin meningkat, maka koalisi akan terbentuk dekat-dekat ini. Bahkan partai lain pun seperti PAN dimungkinkan ikut bergabung," ujarnya.

Sementara mengenai posisi capres dan cawapres dalam koalisi PDIP-Golkar, Taufik mengatakan, PDIP tetap mengusung Megawati Soekarnoputri menjadi capres. "Kami tetap mengusung capres, karena yakin menang dalam pileg. Begitu juga mereka yakin PDIP akan menang," ungkap Taufik.

Dalam kesempatan kemarin pun Taufik meminta kepada seluruh kader, simpatisan PDIP jangan mengungkit-ngungkit lagi tentang Golkar zaman orde baru. Taufik meminta kader PDIP memaafkan masa lalu yang suram, dan melihat massa depan untuk menyelamatkan bangsa Indonesia,

"Saya dan Bu Megawati pada zaman tersebut pernah disakiti. Namun Ibu Mega selalu memaafkan, dan melihat massa depan untuk menyelamatkan bangsa Indonesia. Karena itu kader PDIP harus juga memaafkan," ungkap Taufik.

Ketua DPP Golkar Enggar Triastolukita, ketika dikonfirmasi melewati telepon mengenai kemungkinan adanya koalisi besar antara partainya dan PDIP jelang pilpres, tampak merespon positif. "Dalam politik itu kemungkinan bisa terjadi," ungkap Enggar.

Dikatakan Enggar, memang komunikasi politik antara partainya dan PDIP memang sekarang ini tengah meningkat dan sangat harmonis. "Kami sangat baik dengan PDIP. Dan mungkin saja koalisi itu akan terjadi," jelas Enggar.

Disinggung tentang posisi capres dan cawapres dalam koalisi, Enggar mengatakan, harus melihat hasil Rapat Pimpinan Nasional Khusus (Rapimnas) Bulan Maret. "kita lihat saja Rapimsus nanti," singkatnya. (sob)


Sumber : Persda Network




PDI-P Juga Rahasiakan Tempat Pertemuan Mega-JK



Lambang PDI-P dan Partai Golkar

Artikel Terkait:
• Kamis, Kalla-Mega Bertemu
• Kalla Sesumbar Mampu Atasi Ekonomi Indonesia
• Kalla-Suryadharma Bertemu di DPP Golkar
• Keinginan JK dan Megawati Bentuk Koalisi
• Makin Jelas JK Bakal Tinggalin SBY

Selasa, 10 Maret 2009 | 14:32 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, SELASA - Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung memastikan pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla akan berlangsung dalam pekan ini. Namun, ia masih merahasiakan dimana pertemuan kedua tokoh itu akan terjadi. Pendekatan dengan Golkar, dikatakan Pramono, karena memandang partai itu akan meraih suara signifikan pada pemilu legislatif.

"Kami meyakini Golkar suaranya akan signifikan. Dalam waktu dekat akan nembangun komunikasi langsung. Sekarang waktunya antar tokoh utama masing-masing partai bertemu. Kapan dan dimana, tunggu saja nanti teman-teman wartawan juga diundang," kata Pramono, Selasa ( 10/3 ), usai penyerahan piagam MURI di kediaman Megawati.

Apa tawar menawar kedua partai yang sudah menyatakan akan mengusung capres sendiri ini? Pramono enggan menjabarkannya, termasuk apakah siap menempatkan Mega sebagai nomor dua atau cawapres dari capres Golkar. "Kita lihat saja nanti. Dua partai ini paling menangan di Pilkada. Kalau gabung kan enak," ujarnya singkat.

Agenda pembicaraan dengan JK, kata Pramono, diantaranya membahas banyak hal terutama mengenai persoalan bangsa. "Membahas banyak hal lah, terutama persoalan bangsa. Kapan waktunya? Sebentar lagi," kata Pramono sambil tersenyum.

Sementara, Megawati sendiri enggan berkomentar tentang pertemuannya dengan JK. "Saya baru pulang tadi malam dari Libya. Urusan ketemu, tidak ketemu, urusan momen," kata Mega.

Koalisi Golkar-PDI Perjuangan Ancam SBY



Lambang PDI-P dan Partai Golkar

Artikel Terkait:
• Forum Partai Politik Bukan Koalisi Partai
• PKS-Demokrat Akan Gelar Pertemuan
• Keinginan JK dan Megawati Bentuk Koalisi
• Wiranto Siapkan Koalisi Kejutan
• Hanya SBY yang Sanggup Sendirian!

Rabu, 11 Maret 2009 | 14:51 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Koalisi PDI Perjuangan dengan Golkar yang ramai didengung-dengungkan akhir-akhir ini berpotensi menandingi Susilo Bambang Yudhoyono. "Wacana koalisi dua partai besar itu dinilai mampu menyaingi figur SBY yang populer di mata rakyat dengan memperoleh 46 responden," ujar peneliti Center for Strategic International Studies (CSIS), Sunny Tanuwidjaja, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (11/3).

Dijelaskan Sunny, koalisi kedua partai tersebut dapat menimbulkan pemilu yang lebih dinamis. "Tidak seperti hasil survei saat ini yang telah mengerucut pada satu figur capres, yakni SBY. Kalau Mega dan JK berkoalisi, maka pemilu bisa saja dua putaran, ini bagus untuk proses demokrasi," katanya.

Saat ini SBY memang masih dominan dalam peta pencapresan menuju pemilu 2009. Hal itu terjadi, menurut Sunny, karena belum jelasnya capres yang didukung oleh partai-partai kelas menengah seperti PKS, PPP, PKB, PAN, dan Gerindra. "Jika partai-partai ini sudah memiliki preferensi capres yang jelas, peta dukungan capres akan lebih jelas gambarannya," jelasnya.

Ditegaskan Sunny, dalam kesimpulan hasil survei tersebut, pencalonan JK menjadi capres dapat memengaruhi keunggulan SBY yang selama ini difavoritkan. "Hasil analisa menunjukkan, jika SBY berpisah dengan JK, maka SBY akan kehilangan minimal 25 persen dari perolehan suaranya atau sekitar 12,9 persen dari total pemilih," jelasnya.

Hasil survei ini dilakukan secara bersama empat lembaga kajian CSIS, LP3ES, P2P LIPI, dan PUSKAPOL FISIP UI dari 9-20 Februari 2009. Survei ini dilakukan secara nasional dengan menjaring 2.957 responden berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah yang tersebar di 150 desa di seluruh wilayah provinsi di Indonesia. Metode yang digunakan melalui wawancara tatap muka.


PDI-P: "Golden Bridge" Bukan untuk Membuat Blok
/
Artikel Terkait:
• Golkar-PDIP-PPP Mantap Bentuk Koalisi "Golden Triangle"?
• PPP Pancing Koalisi "Golden Triangle"

Senin, 23 Maret 2009 | 11:31 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pembentukan Golden Bridge (Jembatan Emas) antara PDI Perjuangan, Golkar dan PPP bukan dimaksudkan untuk membuat blok. Demikian yang dikatakan oleh Thahjo Kumolo, ketua fraksi PDIP, di Gedung DPR RI Senin, (23/3).
"Kalau partai lain menganggap pertemuan untuk membangun sebuah blok. Itu sangat salah, kami tidak ingin membuat blok," terang Thahjo.
Tahjo menjelaskan pertemuan itu membahas empat poin yang telah disepakati bersama, membangun pemerintahan yang baik, ekonomi kerakyatan dan pemilu yang jujur dan adil.
Thahjo menegaskan pertemuan itu hanya dimaksudkan untuk membangun komunikasi politik. " Ngga ada blok-blokan. Kalau masalah koalisi akan dibahas setelah pemilihan legislatif, " terang Thahjo.

C5-09

8 April 2009 at 01:41  
Blogger M DANIEL said...

PDIP - GERINDRA
Prabowo Temui Megawati
Akan Bahas Format Koalisi
BERGAINING : SIAPA-SIAPA YANG JADI PRESIDEN &WAKIL PRESIDEN HARUS INGAT RIVAL KOALISI MINIMAL HARUS DAPAT KURSI MENTERI
DEAL....SETUJU !!!





Kamis, 19/03/2009 00:23 WIB
Artikel Terkait:
• Prabowo: Kasus Jatim Sangat Mencemaskan
• Muladi: Prabowo Harus Klarifikasi Buku Sintong
• Gus Dur Merapat ke Prabowo, PKB Santai
• Muhaimin: Dukungan Gus Dur Bersifat Pribadi
• Prabowo Belum Tentu Gandeng Yenny sebagai Cawapres

Rabu, 18 Maret 2009 | 19:09 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mendatangi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Rabu (18/3) malam. Sekitar pukul 19.10, Prabowo tiba di kediaman Mega, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, tanpa didampingi jajaran pimpinan Gerindra.
Saat ditanya agenda pertemuannya, Prabowo hanya menjawab singkat, "Hanya silaturahim politik," kata Prabowo sambil memasuki halaman rumah Mega.
Tak lama setelah Prabowo tiba, Sekjen PDI Perjuangan Pramono Anung juga tiba di lokasi yang sama. Tak jauh berbeda dengan Prabowo, Pramono pun hanya berujar, "Nanti ya, nanti," katanya kepada wartawan, menjawab pertanyaan agenda pertemuan Mega dan Prabowo.
Kemungkinan, dugaan manipulasi DPT pemilu legislatif 2009 juga menjadi pembicaraan kedua pihak.
Mega-Prabowo Bahas Koalisi

8 April 2009 at 01:43  
Blogger M DANIEL said...

PDIP – PAN
Akan Bahas Format Koalisi
BERGAINING : SIAPA-SIAPA YANG JADI PRESIDEN &WAKIL PRESIDEN HARUS INGAT RIVAL KOALISI MINIMAL HARUS DAPAT KURSI MENTERI
DEAL....SETUJU !!!

Kamis, 26 Maret 2009 | 22:11 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengatakan pihaknya akan bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri awal April mendatang. "Kami bicara format koalisi," katanya saat dihubungi Tempo, Kamis (26/03).

Pertemuan awal April tersebut, kata Zulkifli, akan dihadiri Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir dan politikus puncak PDI Perjuangan, termasuk Megawati Soekarnoputri. "Tempatnya nanti diatur," kata Zulkifli. Pertemuan ini, Zulkifli melanjutkan, inisiatif PDI Perjuangan.

Meski kemungkinan akan membahas format koalisi, kata Zulkifli, pertemuan tersebut belum akan menyepakati koalisi PDI Perjuangan-Partai Amanat Nasional. Karena, kata Zulkifli, "Koalisi (terbentuk) setelah pemilu legislatif."

Sebelumnya PDI Perjuangan telah bertemu dengan sejumlah pengurus teras partai lainnya, antara lain Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan tertulis mengenai pentingnya pemerintahan yang solid.

Zulkifli tak menjelaskan apa kesepakatan yang akan diteken dalam pertemuan kedua partai awal April nanti.

DWI RIYANTO AGUSTIAR
Mega "Welcome" Silaturahim dengan Siapa Saja

8 April 2009 at 02:19  
Blogger M DANIEL said...

MEGAWATI – SULTAN HAMENGKUBUWONO

Book Launching
“Mereka Bicara Mega”
BERGAINING : SIAPA-SIAPA YANG JADI PRESIDEN &WAKIL PRESIDEN HARUS INGAT RIVAL KOALISI MINIMAL HARUS DAPAT KURSI MENTERI
DEAL....SETUJU !!!
Saturday, 13 December 2008

Book Launching “They Are Talking About Mega”
Jakarta, 12th December 2008

Megawati Soekarnoputri, the president candidate from PDI Perjuangan, very realizes with the negative risk if her vice president candidate keeping a big obsession to be a president. It is not impossible that if it is happened it will create a competition that is contra productive for government performance. Therefore, besides having high commitment toward NKRI, Pancasila, Pluralism, and adding ballot potential, Mega hopes that her vice president candidate has not the person who will be her rival in the government.

"Awas lho, aku emoh wapresku mikir de'e presiden (I do not want that my vice president candidate thinking that he/she will be the president)," Mega said on book launching Mereka Bicara Mega (They Are Talking About Mega) at Sultan Hotel, Jakarta, 12 December 2008.

8 April 2009 at 02:20  
Blogger M DANIEL said...

PDIP-PPP
Akan Bahas Format Koalisi
Jajaki Koalisi, Megawati Akan Hadiri PPP Mendengar
BERGAINING : SIAPA-SIAPA YANG JADI PRESIDEN &WAKIL PRESIDEN HARUS INGAT RIVAL KOALISI MINIMAL HARUS DAPAT KURSI MENTERI
DEAL....SETUJU !!!



DOK. KOMPAS
Mega: Pemerintah Bagaikan Jatuh Tertimpa Tangga Pula/KompasTV
Artikel Terkait:
• Prabowo-Mega Bertemu
• Lebih Baik SBY dan Mega "Berpandang-pandangan dari Jauh"
• PDI-P: Kalau SBY Mau Ketemu Mega, Datang Saja...


PPP dan PDI Perjuangan Jajaki Koalisi
Kamis, 19 Maret 2009 | 07:36 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Partai Persatuan Pembangunan mulai menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Kedua partai akan meneken kesepakatan bersama siang ini.

"Peluang ke sana (koalisi) besar," kata Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan Lukman Hakim Syaifuddin saat dihubungi Tempo, Kamis (19/03).

Draf kesepakatan tersebut, kata Lukman, telah disusun kedua partai dan siap diteken langsung Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali, siang nanti.

Namun, Lukman enggan merinci apa butir kesepakatan tersebut. "Draf saya siapkan dengan Pramono (Sekjen PDI Perjuangan)," kata Lukman.

Kesepakatan tersebut, kata Lukman, merupakan usulan dari partainya. PDI Perjuangan menyambut baik usulan tersebut setelah sebelumnya meneken draf kerja sama dengan Partai Golkar. Lukman mengatakan sangat mungkin ketiga partai ini, Golkar, PDI Perjuangan, dan Partai Persatuan Pembangunan, nantinya berkoalisi.

Penandatanganan draf kerja sama, menurutnya, akan dilanjutkan dengan pemaparan visi dan misi Megawati Soekarnoputri. Pihaknya, kata Lukman, akan menanyakan program dan pandangan Megawati terhadap masalah utama bangsa ini. "Dan apa solusinya," kata Lukman.

DWI RIYANTO AGUSTIAR
[ Kamis, 19 Maret 2009 ]

8 April 2009 at 02:21  
Blogger M DANIEL said...

PARTAI DEMOKRAT
& PDI PERJUANGAN
SBY-Mega Segera Bertemu
Akan Bahas Format Koalisi
BERGAINING : SIAPA-SIAPA YANG JADI PRESIDEN &WAKIL PRESIDEN HARUS INGAT RIVAL KOALISI MINIMAL HARUS DAPAT KURSI MENTERI
DEAL....SETUJU !!!



SBY-Mega Ketemu, Rakyat Tepuk Tangan /KompasTV
Artikel Terkait:
• Mega Tunggu Telepon dari SBY?
• Hidayat Siap Jadi Mediator SBY-Mega
• Megawati Tak Mau Bicara soal SBY
• Lebih Baik SBY dan Mega "Berpandang-pandangan dari Jauh"

Rabu, 1 April 2009 | 13:58 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
JAKARTA, KOMPAS.com — Pertemuan antara Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono ternyata sudah menjadi bahasan antara PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Jajaran pimpinan Partai Demokrat mengatakan, pertemuan dan komunikasi tertutup sudah dibangun kedua partai.

Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie mengatakan, pertemuan dua tokoh itu masih menunggu momen yang tepat. Marzuki mengaku, dirinya sudah tiga kali bertemu dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI Perjuangan Taufik Kiemas. Besok, keduanya kembali akan bertemu.

"Saya sebenarnya sudah bertemu dua-tiga kali dengan Pak Taufik. Sore ini sebenarnya akan bertemu lagi, tapi agenda saya padat, jadi dijadwalkan akan bertemu besok," ujarnya di Jakarta, Rabu (1/4).

Marzuki tak menjawab secara eksplisit apakah pertemuannya dengan TK secara khusus dalam rangka merancang pertemuan SBY-Mega. Apakah pertemuan akan digagas sebelum atau setelah pemilu legislatif? "Nantilah, kan masih dibicarakan," katanya.

Menunggu momen yang tepat, katanya, agar sebagai mantan atasan SBY, Mega tetap merasa dihormati. Sebaliknya, sebagai presiden, wibawa SBY tetap terjaga. Pertemuannya dengan TK juga ditegaskan Marzuki tidak membicarakan koalisi. Sebagai partai yang sudah memiliki capres sendiri, Demokrat dan PDI Perjuangan tidak mungkin membangun koalisi.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga mengatakan bahwa Partai Demokrat sudah melakukan komunikasi tertutup dan terbatas dengan PDI Perjuangan.




Mega Tunggu Telepon dari SBY



/
Artikel Terkait:
• Hidayat Siap Jadi Mediator SBY-Mega
• Megawati Tak Mau Bicara soal SBY
• Hidayat: Kalau Mega-SBY Bertemu, Pasti Menyejukkan
• Mega-SBY Terbesar

Jumat, 20 Maret 2009 | 18:11 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Para pemimpin partai makin rajin melakukan pertemuan. Namun, sampai saat ini SBY-Mega belum bertemu. Banyak yang bertanya ada indikasi apa di antara keduanya? Apakah kedunya mengalami perang dingin?
Menanggapi hal tersebut, Sabam Sirait, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan yang dikenal dekat dengan Mega, mengatakan, sebenarnya hubungan SBY-Mega baik. "Kalau hubungan mereka tidak baik, dulu setelah SBY diberhentikan oleh Gus Dur, Mega tidak akan mengangkat dia jadi Menko Polkam," kata Sabam di Jakarta, Jumat (20/3).
Sabam pernah bertanya kepada Mega mengenai hal itu. Waktu itu Ibu Mega bilang, dari dulu sampai sekarang nomor teleponnya tidak berubah dan SBY tahu nomor Mega. "Tapi sampai sekarang SBY belum menelepon," ujar Sabam.
Politisi senior PDI-P ini juga meceritakan, ada dua orang yang dekat dengan SBY, salah satunya adalah menteri dan yang seorang lagi adalah pengusaha, melihat SBY-Mega perlu bertemu.
"Dua minggu yang lalu ke dua orang terebut, melihat pentingnya ada pertemuan SBY-Mega, saya bilang kepada mereka, SBY supaya menghubungi Mega. Namun, dua jam sebelum menelepon Ibu Mega, saya dikasih tahu dulu," terang Sabam.
Ternyata, sampai saat ini ia belum dihubungi oleh kedua orang dekat SBY tersebut. "Mungkin dua-duanya sama-sama menunggu atau sama-sama tidak sempat," ujarnya.
Sabam juga menanyakan, jika SBY-Mega bertemu agenda apa yang akan dibahas? "Sekadar minum teh? Membicarakan tentang koalisi? Atau pembicaraan cara menyukseskan pemilu?" tanya Sabam.
Ia juga menambahkan, setelah 4,5 tahun berkuasa, mengapa sekarang baru ada keinginan untuk bertemu. "Kan ada cara lain, JK saja waktu Lebaran datang ke rumah Ibu Mega," ujar Sabam.

C5-09

8 April 2009 at 02:22  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home